Kamis, 19 Agustus 2010

Darmo Gandul

assalaamu’alaikum wr. wb.

Pernahkah Anda mendengar suatu aliran kebatinan yang bernama Darmogandul?  Aliran ini berasal dari tanah Jawa, disebarkan dengan bait-bait dalam ‘kitab sucinya’ yang penuh dengan caci maki, utamanya terhadap agama Islam.  Kita berhutang banyak pada Prof. Rasjidi yang telah menerjemahkan naskah Darmogandul itu dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.  Simaklah beberapa petikannya di bawah ini :
  • “Akan tetapi bangsa Islam, jika diperlakukan dengan baik, mereka membalas jahat.  Ini adalah sesuai dengan dzikir mereka.  Mereka menyebut nama Allah, memang Ala (jahat) hati orang Islam.  Mereka halus dalam lahirnya saja, pada hakekatnya mereka itu terasa pahit dan asin.”
  • “Adapun orang yang menyebut nama Muhammad, Rasulullah, Nabi terakhir, ia sesungguhnya melakukan dzikir salah,  Muhammad artinya makam atau kubur.  Ra-su-lu-lah, artinya rasa yang salah.  Oleh karena itu ia itu orang gila, pagi sore berteriak-teriak, dadanya ditekan dengan tangannya, berbisik-bisik, kepala ditaruh di tanah berkali-kali.”
  • “Semua makanan dicela, umpamanya : masakan cacing, dendeng kucing, pindang kera, opor monyet, masakan ular sawah, sate rase (seperti luwak), masakan anak anjing, panggang babi atau rusa, kodok dan tikus goreng.”
  • “Makanan lintah yang belum dimasak, makanan usus anjing kebiri, kare kucing besar, bistik gembluk (babi hutan), semua itu dikatakan haram.  Lebih-lebih jika mereka melihat anjing, mereka pura-pura dirinya terlalu bersih.”
  • “Saya mengira, hal yang menyebabkan santri sangat benci kepada anjing, tidak sudi memegang badannya atau memakan dagingnya, adalah karena ia suka bersetubuh dengan anjing di waktu malam.  Baginya ini adalah halal walaupun dengan tidak pakai nikah.  Inilah sebabnya mereka tidak mau makan dagingnya.”
  • “Kalau bersetubuh dengan manusia tetapi tidak dengan pengesahan hakim, tindakannya dinamakan makruh.  Tetapi kalau partnernya seekor anjing, tentu perkataan najis itu tidak ada lagi.  Sebab kemanakah untuk mengesahkan perkawinan dengan anjing?”
Prof. Rasjidi juga telah membuat ringkasan ajaran aliran Darmogandul dalam beberapa poin, di antaranya :
  1. Menurut Darmogandul, yang penting dalam Islam bukan sembahyang, tetapi syahadat “sarengat”.  “Sarengat” artinya hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan.  Hubungan seksual itu penting sekali, sehingga empat kiblat juga berarti hubungan seksual.
  2. Darmogandul menafsirkan kata-kata pada ayat kedua dalam surah Al-Baqarah sebagai berikut : “Dzaalikal” artinya “jika tidur, kemaluan bangkit”, “kitaabu laa” artinya “kemaluan-kemaluan laki-laki masuk secara tergesa-gesa ke dalam kemaluan perempuan”, “raiba fiihi hudan” artinya “perempuan telanjang”, “lil muttaqiin” artinya “kemaluan laki-laki berasa dalam kemaluan perempuan”.
Mengenai poin terakhir di atas, saya harus meminta maaf.  Saya tidak bermaksud untuk mengotori jurnal saya dengan hal senista ini, namun bagaimana pun kisah ini penting untuk diungkapkan.  Demi kebenaran.

Rasanya pada titik ini saya harus meminta maaf juga kepada para pembaca karena saya terlalu lemah dan tak mampu mengendalikan perasaan.  Ijinkanlah saya untuk tidak mengomentari lebih jauh mengenai aliran kebatinan Darmogandul ini, karena sungguh sulit sekali untuk tetap berkepala dingin di hadapan penghinaan mereka terhadap Allah, Rasul-Nya, dan Ad-Diin yang telah diridhai-Nya ini.  Saya tidak sanggup berkata-kata lebih jauh dari ini.

wassalaamu’alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar